Jumat, 14 Mei 2010

GERIMIS RINDU

Photobucket

Selalu ada tanah yang basah ketika hujan memeluk bumi. Seperti pagi ini, dimana ketika ku buka jendela sepertinya hujan semalam baru saja mulai mereda, dan seketika tercium aroma khas tanah yang tak mampu ku terjemahkan. Sesaat kemudian ku biarkan mata ini menikmatinya hingga gerimis mulai meninggalkan tapak-tapak basah pada bumi.
Dari balik tirai jendela ku lihat kabut hitam kini mulai merangkak pergi. Dan akupun beranjak dari kamarku menuju kamar mandi karna rasanya tubuh ini sudah mulai tak nyaman maka ku basuh tubuhku dengan air yang menyegarkanku. Hingga beberapa saat lamanya kemudian kurasa badanku sudah segar kembali.
“TUT…TUT….” Saat ku usap-sap rambutku dengan handuk. Tiba-tiba HPku berdering. Terlihat di layar LCD tertera nama “Rudy”.
“halo, Assalamu’alaikum” terdengar suara lewat udara.
“iya, Wa’alaikumsalam” jawabku singkat.
“lagi, paen brow? Gue mau maen ke rumah loe ne”
“baru aja selesai mandi, ya uda kesini ajah”
Sambil menunggu Rudy datang aku menyibukkan diri dengan merapikan kamar yang tampak kacau. Yah mungkin inilah gambaran dari kegalauan hatiku saat ini hingga untuk membereskan kamar rasanya begitu malas.
Tak perlu memakan waktu lama untuk Rudy menuju rumahku lantaran jarak antara rumahku dengan rumahnya memang tidak begitu jauh.
“tok..tok..” terdengar ketukan di beranda kamarku.
“masuk “ jawabku setengah teriak.
“hai brow….!!!! Wedeeee… tiduran ajah ne si bos…!! Kemana ajah kok jarang kumpul?”
“iya ne brow, lagi banyak masalah” jawabku dengan nada yang datar dan tubuh yang masih berebah diatas kasur.
“yah, si bos..!!! pasti masalah si Via yah? Udalah bos ngapaen di porsir begitu. Relain ajah toh dia sekarang uda bahagia dengan pasangannya yang sekarang. Bos, Cinta bukan mengajarkan kita untuk lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita untuk menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. Jadi semangat dong ah..!!! jangan lepek begitu…hehehehehe”
“huft….” Ku hembuskan nafas panjang, berharap ada keringanan rasa yang curam yang mengendap di dalam jiwa. Memang sangat sulit kurasakan bila sebuah perpisahan adalah pilihan yang mejadi pilihan terakhir. Namun, inilah yang harus aku lakukan, dimana aku harus memilih yang sebetulnya pilihan itu tidak sama sekali aku inginkan. Karna sejujurnya aku masih berharap penuh padanya.
Ku pandangi langit-langit kamar. Tak ku hiraukan lagi Rudy yang sedari tadi berkeliaran di kamarku. Aku terus saja meniti langit-langit kamarku sambil terus memutar otak untuk bisa melupakan Via. Namun, sayangnya semakin ku memutar otak untuk melupankan dirinya semakin kuat bayangannya yang berkelebat di pikiranku.
“huft” ku hembuskan lagi nafas panjang. Rasanya penatku tak kunjung pergi. Penat ini terus menjalar merasuk kedalam sukma. Kini aku mencoba melawan kidung-kidung getir rindu yang mengalir mengisi laju darahku. Dan berharap pikiran ini lepas dari bayangan dirinya. Semoga….!!!!

1 komentar:

  1. Blue Titanium Art - The Tithole of Tithole Art
    Crafted by David Wilcock, Blue titanium joes Titanium Art combines joico titanium high quality art, traditional, traditional, and custom designs rocket league titanium white octane with an race tech titanium emphasis titanium muzzle brake on creating a unique

    BalasHapus

Terima kasih kunjungannya :)