Minggu, 01 Desember 2013

Malam, yang berlalu bersama sunyi...



Malam, yang berlalu bersama sunyi...
Ada masa yang kembali di telanjangi oleh waktu. Derap derap bahagia perlahan mencuat ke permukaan, begitupun rintik rintik gelisah, kecewa, bahkan sengsara kembali merinai dalam pikiran.  Perlahan aku mulai mengeja satu persatu dari semua itu. Sedikit yang kusadari, bahwa ini bukan tentang cinta.

Malam, yang berlalu bersama sunyi…..
            Tak ada rasa penyesalan memang, karna dari sekian banyak tapak yang tampak bukanlah sesuatu yang harus di jadikan penyesalan. Baik dan buruknya adalah mutiara mutiara pembelajaran untuk kehidupan di masa depan. Dan aku belajar; belajar untuk tak lagi terjatuh dan belajar untuk tak terlalu meninggi.

Malam, yang berlalu bersama sunyi…
Tak banyak yang bisa aku simpulkan dari semua itu. Semua sudah terlalu cepat berlalu. Dan akupun sudah jauh melangkah, Meskipun terkadang aku masih harus menoleh kebelakang. Dan yang pasti menoleh atau terus menatap kedepan dua duanya adalah jalan menuju ridho-Nya.

Malam, yang berlalu bersama sunyi…
Malam… hingga hujan turun merata pada tanah. Yang berlalu sudah aku simpan rapat dalam ingatan. Dan yang akan datang akan ku susun alurnya. Tak selalu bahagia yang terselip di dalamnya. Namun apapun keadaannya aku tak akan mudah menyerah pada waktu…

Kamis, 03 Mei 2012

Kutunggu ketangguhan cintamu


Lihatlah…! duhai kekasih tempatku memuarakan rindu. Satu persatu kita selalu mempertemukan niatan kolbu. Dahulu, engkau selalu menampikkan ucapanku, membiarkan rinduku mencari-cari bayangmu sendiri. Kini, kita sudah benar-benar menjadi satu. Maka, angkuhmu akan aku jadikan hiasan untuk melalui hari-hari yang baru.

Mencintaimu, adalah deru yang hingga kini tak kunjung bisa aku pahami. Dan mungkin saja aku bisa mencintaimu lebih dari yang kau temui atau bahkan bisa saja aku menyayangimu lebih dari yang kau rasakan. Semua itu bukan semata-mata karna aku yang selalu merindukanmu. Tapi karna kau yang lebih dulu menanamkan semua itu. Maka, ku syukuri anugrah yang terindah berupa dirimu, Istianah.

Jumat, 13 Januari 2012

Aku dan Perasaan ini



              Tentangmu; selalu ada rindu di dalamnya. Meskipun pandanganku masih terhalang oleh kabut yang menyelimuti dingin. Tapi cintamu begitu gagah menyibak kabut-kabut tebal itu. Hingga detik yang berjalan perlahan, sapa-sapamu menjadi bait bait paling indah dalam tiap-tiap terkaanku. Sapaanmu selalu aku idam idamkan. Dan ketika saat kata-kata itu datang, tepuk riuh bergemuruh dalam hatiku meramaikan hingga ke titik yang paling sunyi.
               
                Tentangku dan perasaan ini; Rupanya masih seperti aku menjadi samudra dan kau menjadi purnama. Rinduku yang masih rela teramuk pasang gelombang, dan cintamu yang mampu memperindah ketika tenang. Lantas, apakah aku masih harus terus mencari cari ketenangan?. Rasanya sudah tak ku perlukan, karna cintamu sudah dengan sempurna mencipta bahagia dalam hidupku. Mamun, semua itu bukan hanya sekedar bahagia yang ku harapkan, karna hidup bukan hanya sekedar warna hitam dan putih, tapi masih banyak warna yang akan aku lumati.

Cinta Di Jemari kita

                Rasanya baru kemarin kita bertemu, memanjakan rindu yang sudah lama membeku. Dan rasanya baru kemarin kita mengukir jejak diantara hujan yang jatuh perlahan. Dan kini rindu itu datang lagi tak terbendung. Perasaan ini selalu menghujat dan memberontak untuk menemuimu lagi. Ah, andai saja keadaan tahu bahwa rasa rinduku…..

                Siang itu kau sambut aku dengan senyum yang tak pernah redup dari bibir manismu. Kau manjakan aku dengan cintamu dan rindumu yang menyipu. Dan siang itupun kau masih memandangku dengan lembut. Dan hatiku teduh seketika. Perlahan tapi pasti, rasaku menyeruak dan berhamburan ingin memelukmu…

                Hujan itupun kembali memekik diantara deru nafas yang saling memburu. Pada saat itu kasih, tatapanmu meluluhlantakkan angkuhku. Seketika ku rasakan kau adalah benar-benar jiwaku yang telah di persiapkan tuhan. Semoga...!

Jumat, 30 Desember 2011

Ah, itu kan hanya perbincangan pagi. Tak perlu di bicarakan pada malam hari nanti. Karna biar bagaimanapun aku akan tetap maju untuk meminangmu dengan Bismillah... Dan ku akhiri dengan Hamdalah...
*Kamis 22 desember 2011 06-33*


Malamku sudah luruh bak lilin yang terbakar perlahan. Dan rindumu yang tak tentu arahnya membuat aku tertahan di batas angan. Terlelaplah kau disana, dengan senyum mengembang di bibir2 manismu. Sementara aku? Masih sulit mencari penawar rindu. Yah, ini semua memang rindu, siapa saja pernah merasakan itu. Tapi rinduku, hanya padamu Tak terlengserkan. Dakwahmu di syahadah lelapku, bukan hanya sekedar aku inginkan untuk menghibur. Tapi itu adalah dzikir dzikir cinta....
*Jum'at 30 Desember 2011 02-54*


Malam ini aku masih tak mampu membahasakan isi hati. Rasa ini terasa menjadi jeritan jeritan paling sunyi. Entah apa yang berkecamuk. Akupun tak tahu. Tapi sungguh hatiku sedang meminta sesuatu pada kenyatan, dan pada kerinduan. Tapi kenyataan yang seperti apakah? dan kerinduan yang manakah yang sedang aku iba?. Aku pun tak tahu.... aku pun membisu... dan lagi-lagi aku menjadi lengkingan paling sunyi........
*Minggu 1 Januari 2012 03-57*

Sabtu, 17 Desember 2011

Ku Maknai Dalam Cinta

Aku ingin sekali menyebut namamu diantara sajak sajak yang mulai aku goreskan.
Agar sajakku mempunyai judul. Tapi aku tak mampu dan tak cukup kuat untuk itu
Aku ingin sekali menjadi pujangga, yang mampu mengibaratkanmu dengan sesuatu yang tak mereka ketahui, tapi aku tak mempunyai cukup ibarat untuk melukiskan indahnya tentangmu.


Karna keterbatasanku
Kau ku sebut dalam hati
Ku iba dalam rindu
Dan ku maknai dalam cinta
Seperti tak pernah purna

Kasih, kembahagianmu tak pernah bisa di nilai dengan apapun.
Dan harum sujudmu tak bisa di tukar oleh apapun
Dan bagaimana mungkin aku meniadakannya