Lihatlah…! duhai kekasih tempatku memuarakan rindu. Satu
persatu kita selalu mempertemukan niatan kolbu. Dahulu, engkau selalu
menampikkan ucapanku, membiarkan rinduku mencari-cari bayangmu sendiri. Kini,
kita sudah benar-benar menjadi satu. Maka, angkuhmu akan aku jadikan hiasan
untuk melalui hari-hari yang baru.
Mencintaimu, adalah deru yang hingga kini tak kunjung bisa
aku pahami. Dan mungkin saja aku bisa mencintaimu lebih dari yang kau temui
atau bahkan bisa saja aku menyayangimu lebih dari yang kau rasakan. Semua itu
bukan semata-mata karna aku yang selalu merindukanmu. Tapi karna kau yang lebih
dulu menanamkan semua itu. Maka, ku syukuri anugrah yang terindah berupa
dirimu, Istianah.
Maka kini aku pun menyadari, bahwa membiarkanmu melaju
sendiri adalah membiarkan hari-hari di lumat sepi. Dan kini engkau pun harus
menyadari, bahwa dirimu tidak sendiri, sudah ada aku dan waktu yang selalu
setia menemani. Dan rebahkanlah duhai kekasih tempatku memuarakan rindu,
rebahkanlah angkuhmu di tengkukku dan biarkan aku merawat rindu pun juga
sembilu. Karna engkau adalah segalaku.
Dan dengarkanlah, duhai Istianah. Mendapatkanmu duduk di
sini, di kamar di mana aku selalu merindukanmu adalah sesuatu yang mampu
membuat degub jantung berdegub lebih kencang. Dan hari itu adalah hari yang
membuktikan, bahwa Allah mendengarkan doa-doa rindu yang selalu kita panjatkan.
Maka, kini ku tunggu ketangguhan cintamu hingga datang hari kehalalanmu untukku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih kunjungannya :)